Teknologi Terbaru 2 | Mobil Listrik Ancam Bisnis Oli, Pertamina Beralih ke Baterai - Teknologi Terbaru 2 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Selasa, 30 April 2019

Teknologi Terbaru 2 | Mobil Listrik Ancam Bisnis Oli, Pertamina Beralih ke Baterai

Mobil Listrik Ancam Bisnis Oli, Pertamina Beralih ke Baterai

Mobil Listrik Ancam Bisnis Oli, Pertamina Beralih ke Baterai
Pekerja mengecek produk minyak pelumas dalam kemasan botol di Production Unit Jakarta Pertamina Lubricants, Jakarta, Selasa (8/12). (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Jakarta, Indonesia -- Inkubator kendaraan listrik lagi disiapkan pemerintah, bila telah waktunya bermunculan maka gejala otomotif akan dimulai. Di balik seluruh hal positif yang dapat dibicarakan, kendaraan listrik punya sisi gelap yang salah satunya menakut-nakuti industri besar pelumas di Tanah Air.

Tanpa mesin pembakaran dalam, kendaraan listrik tidak butuh tidak sedikit pelumas. Secara alamiah, bila semakin tidak sedikit kendaraan listrik maka permintaan pelumas bakal berkurang dan urusan tersebut sudah di anggap serius oleh produsen pelumas besar di Tanah Air, Pertamina Lubricants.

Direktur Penjualan dan Pemasaran Pertamina Lubricants Andria Nusa mengakui industri pelumas melulu punya 5 - 10 tahun di Indonesia sebelum terdapat penurunan menyeluruh permintaan pelumas otomotif.


Berdasarkan keterangan dari data Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo), kapasitas buatan pelumas di domestik sebesar 2 juta kiloliter per tahun. Pada 2018, keperluan pelumas di Indonesia yang 80 persennya guna otomotif menjangkau 950 ribu kiloliter atau senilai Rp30 triliun.

Andria menuliskan pihaknya tidak bercita-cita program kendaraan listrik dari pemerintah ditunda-tunda. Dia mengatakan urusan tersebut boleh terjadi sebab kepentingan nasional.

"Jadi bila memang tersebut sudah tiba, ya apa boleh buat. Cuma untuk kami, strateginya mesti mempersiapkan bukan lagi jualan oli namun jualan yang lain. Maksudnya tidak melulu jualan oli ... sampai bila tidak salah hingga 2025 tersebut 20 persen kendaraan berteknologi listrik," ucap Andria di Jakarta, Rabu (27/3).

Kementerian Perindustrian ketika ini tinggal tidak banyak lagi menelurkan regulasi Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) yang mencakup Low Cost Green Car (LCGC) jilid dua, kendaraan listrik (murni listrik dan hybrid), serta flexy engine.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan pada 2025 selama 20 persen kendaraan yang diproduksi lokal ialah kendaraan berbasis listrik. Pada 2030 ditargetkan Indonesia menjadi basis buatan kendaraan berbasis listrik bikin pasar dalam negeri dan ekspor.


Andria menyatakan sebagian strategi menghadapi tersebut dengan penganekaragaman bisnis. Salah satu yang diungkap lagi diupayakan ialah masuk ke bidang baterai.

"Sekarang anda ya mesti diversifikasi, bila kami mikir bakal bisnis baterai, charging. Dan anda punya SPBU tersebut banyak, anda bisa, stasiun charging sangat tidak dapat kita buat, enggak begitu sulit cari lahan," ungkap Andria.

Pertamina diketahui sedang menjajaki kerja sama bisnis guna menjadi pemasok baterai skuter listrik Gesits, Gesits Technology Indo (GTI). Konsep yang ditawarkan ialah model tukar baterai di jaringan SPBU.

"Kebetulan dari Pertamina telah ada kerja sama baterai untuk meluangkan baterai Gesits, swap baterai jadi anda yang bisnis laksana tabung LPG. Tapi kan bertahap, anda jualan olinya tetap. Ya mesti mulai diversifikasi," ucap Andria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar