Teknologi Terbaru 2 | Siswa Indonesia Pengguna Teknologi Tertinggi di Dunia - Teknologi Terbaru 2 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Jumat, 05 April 2019

Teknologi Terbaru 2 | Siswa Indonesia Pengguna Teknologi Tertinggi di Dunia

Siswa Indonesia Pengguna Teknologi Tertinggi di Dunia




LONDON- Siswa Indonesia sangat melek teknologi di dunia. Pernyataan tersebut seolah mengada-ada, namun itulah faktanya.

Berdasarkan riset terbaru dilaksanakan Cambridge International melewati Global Education Census, posisi itu hanya dapat disaingi oleh murid Amerika Serikat (AS). Kajian tersebut mengungkapkan murid Indonesia adalahpemakai teknologi tertinggi di dunia dalam bidang pendidikan. Siswa Indonesia pun paling senang guna menjadi pengusaha dikomparasikan siswa lainnya di negara lain.

Baca juga : Kumpulan Penemuan Sains & Teknologi Sepanjang Tahun 2018
ensus yang dilakukan Cambridge International yang adalahbagian dari Universitas Cambridge, mengkaji kehidupan sekolah di semua dunia untuk murid 12-19 tahun. Di Indonesia, mereka menyurvei 502 murid dan 637 siswa.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menilai hasil riset Cambridge Internasional mengindikasikan pengembangan infrastruktur Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) di Indonesia telah berada di jalan yang benar. Ke depan Kemendikbud akan menambah pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan, tergolong melengkapi infrastrukturnya.

“Siswa Indonesia terus melanjutkan petualangan mereka sebagai pemikir masa depan, inovator, dan pemimpin. Integrasi teknologi untuk menyokong pembelajaran mereka akan menolong mereka bersaing dalam pasar global,” ujar Direktur Regional Asia Tenggara dan Pasifik Cambridge International Ben Schmidt, dikutip situs Cambridge International.

Berdasarkan Cambridge Internasional, murid Indonesia memakai teknologi dikelasnya melebihi murid di negara lain, bahkan mengungguli negara berkembang. Siswa Indonesia pun sangat tinggi secara global dalam memakai teknologi informasi atau ruang komputer sampai 40%. Mereka pun paling tinggi memakai komputer sebesar 54% di belakang AS. Lebih dari dua pertiga murid Indonesia (67%) memakai ponsel pintar di kelas. Biasanya mereka pun menggunakannya untuk menggarap pekerjaan lokasi tinggal (81%).

Kendati demikian, mereka masih memakai pensil dan kertas di ruang belajar dan di rumah. 90% guru pun masih memakai papan putih di kelas. Sebanyak 84% murid Indonesia nyaris menyamai murid AS yaitu 85% dalam pemakaian laptop untuk menggarap pekerjaan rumah. Passion terhadap teknologi barangkali tidak mengejutkan di Indonesia, sebab jumlah pemakai internet di Tanah Air menjangkau 143,26 juta pada 2017 menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Survei Pendidikan Global mengungkap murid Indonesia juga hendak tetap bersentuhan dengan dunia teknologi sesudah mereka lulus. Sebanyak 93% murid Indonesia mengaku hendak melanjutkan edukasi ke institusi yang lebih tinggi, 26% siswa hendak menjadi dokter atau dokter gigi, 7% murid Indonesia tertarik menjadi pengusaha. 6% murid memilih berkarier di bidang teknologi laksana menjadi developer peranti lunak, dan 39% siswa hendak belajar ilmu komputer.

Sensus Pendidikan Global memotret situasi 20.000 murid dan guru di semua dunia, dengan konsentrasi 10 negara, tergolong Indonesia, Malaysia, AS, dan Argentina. Ben Schmidt mengungkapkan, sensus ini dapat memerikan pendalaman dan data kesatu untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dan teknologi secara global. Ini pun menjadi peluang untuk inovasi dan kreativitas dalam praktek pembelajaran.

Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi mengucapkan rasa syukurnya atas riset yang menjadi kabar gembira untuk dunia edukasi tersebut.

”Penelitian ini cocok dengan kenyataan bahwa pengembangan infrastruktur TIK di Indonesia terdapat di jalan yang benar,” katanya. Didik mengakui bahwa pelajar Indonesia mayoritas pemakai telepon genggam yang paling aktif. Oleh sebab itu, pemerintah juga tidak dapat melarang mereka menggunakan gawai tersebut.

Berdasarkan keterangan dari dia, yang dapat pemerintah lakukan merupakan dengan memanfaatkan telepon genggam mereka guna mengakses pelajaran ataupun bahan ajar untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

”Kita punya lokasi tinggal belajar dan TV pendidikan yang dapat diakses cuma-cuma di semua Indonesia. Siswa anda di samping mendapatkan latihan dari semua guru, mereka dapat mengakses tidak sedikit materi dari media yang ada. Ini suatu keunggulan yang dipunyai oleh pelajar Indonesia,” katanya saat dihubungi KORAN SINDO.

Didik menyampaikan, pengembangan teknologi dilaksanakan pula di ujian nasional (UN) di mana Ujian Berbasis Komputer (UNBK) dirintis semenjak 2015. Perhatian pemerintah bakal teknologi juga semakin tinggi karena tahun depan, ujar Didik, bahkan UNBK bakal dijalankan 100% di semua SMA dan SMK dan 80% di satuan edukasi SMP.

Di sisi lain, pengadaan kemudahan TIK di sekolah pun sangat masif dilaksanakan di semua Indonesia. Bahkan sekolah juga boleh menggunakan dana pertolongan operasional sekolah (BOS) untuk melakukan pembelian komputer di semua jenjang sekolah. Di samping dana BOS, ujarnya, pemerintah pusat dan wilayah pun menolong pengadaan komputer sebagai alat tolong belajar melewati APBN dan APBD dengan nilai duit yang sangat banyak.

Didik melanjutkan, di dalam tuntunan teknis BOS sekolah pun diizinkan untuk memakai sebagian uangnya untuk langganan akses internet sampai-sampai tidak terdapat hambatan semua siswa guna mengakses materi latihan setiap saat.

Di samping itu, terangnya di dalam Kurikulum 2013 pun sudah terpampang jelas bahwa penguasaan TIK menjadi unsur dari semua mata pelajaran. ”Jadi, masing-masing mata latihan dalam strategi pembelajarannya memakai TIK sebagai alat tolong proses belajar mengajar,” tuturnya. Sementara itu, Kemendikbud pun terus mendorong pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan.

Berdasarkan International Symposium on Open, Distance and E-Learning 2018 (ISODEL) yang diadakan di Bali 305 Desember lalu, pemerintah bakal menindaklanjuti 22 benang merah dan 20 rekomendasi guna mewujudkan edukasi 4.0 guna Indonesia.

Dari pelajaran yang di sampaikan sekian banyak  narasumber, menghasilkan sejumlah kesimpulan laksana proses dan model belajar evolusi di dalam era edukasi 4.0 yaitu bermain, belajar, dan bekerja terjadi di dalam satu masa-masa yang sama, berkembangnya gamifakasi, e-commerce, virtual, dan belajar dari dunia maya lainnya. Proses belajar-mengajar sekarang tidak saja sebagai lahan bisnis semata dan belajar menjadi lebih personal dan sosial dengan memakai digital dan konten visual.

Baca juga : Toyota Yaris Berbasis Mazda2 Siap Meluncur Tahun Ini
Berdasarkan situasi tersebut, strategi dan kiat belajar mesti konsentrasi pada pelajar, memanfaatkan teknologi digital, dan memakai pendekatan inovatif, kedua belah pihak, guru dan pelajar mesti melek digital/informasi, melek teknologi, tergolong melibatkan peran masyarakat, dan orang tua di dalam edukasi universal, konten edukasi yang mengisi preferensi guru dan murid harus pelbagai dan diperkaya dalam lingkungan edukasi dan kemampuan dasar TIK mesti diajarkan di tingkat dasar.

Pengamat Pendidikan dari UPI Said Hamid Hasan mempercayai bahwa riset yang dilaksanakan Cambridge tersebut sesuai kenyataan yang terdapat di lapangan. Dalam pandangannya, UNBK ialah juga kenyataan yang menunjukkan kekariban siswa Indonesia dengan teknologi. Dia kemudian menuturkan, ruang ruang belajar di tanah air pun sudah tidak sedikit yang memakai LCD, komputer, internet. Bahkan, di SMA tidak sedikit yang sudah memakai e-rapport, dan kini sedang dikembangkan guna SD dan SMP.

Mahasiswa pun demikian. Perguruan tinggi sudah memakai registrasi daring ketika pendaftaran, kemudian untuk menyaksikan hasil semester dan menunaikan uang kuliah melewati HP. “Saya yakin penelitian tersebut fair,” ungkapnya. Di sisi lain, dia masih menyaksikan adanya hambatan TIK di Indonesia. Hambatan dimaksud ialah masalah listrik dan ongkos langganan listrik yang mahal. Selain tersebut pun tidak terdapat harga khusus ongkos langganan listrik khusus guna satuan edukasi yang lebih murah.

Siswa AS

Cambridge International mengaku tiga dari lima murid atau 74% murid di AS memakai ponsel pintar ketiga di kelas. Padahal secara global, melulu dua dari lima murid atau 42% siswa memakai ponsel pintar di kelas.“Survei kita mengindikasikan teknologi menjadi fitur kemapanan dalam kehidupan sekolah di tidak sedikit negara,“ kata CEO Cambridge International, Michael O’Sullivan.

Dia menambahkan, pemakaian teknologi mengindikasikan perlunya pengembangan sumber daya dan profesionalitas di kelas. Sedangkan 64% murid di Spanyol memakai ponsel pintar untuk menuntaskan pekerjaan rumah. Ponsel pintar menjadi perangkat utama untuk siswa di Spanyol dalam menolong mengerjakan tugas di rumah, sementara 73% murid Spanyol memakai laptop.

”Teknologi baru paling di perlukan murid dalam menolong mengerjakan tugas dirumah. Biasanya mereka mempunyai akses internet sehingga menggali informasi di search engine online,” kata Nick Mazur, manajer senior Cambridge International guna Eropa.

Bagaimana dengan Saudi? Separuh murid di Arab Saudi sekarang menggunakan komputer ketika jam pelajaran. Itu mengindikasikan literasi media baru sudah berkembang pesawat di Saudi yang dikenal mempunyai pemahaman agama yang konservatif. Namun, melulu 14% siswa memakai tablet. Dan 2% siswa menyatakan pernah memakai robot dalam pembelajaran di kelas.

Baca juga : 5 Smartphone Xiaomi 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar