Teknologi terbaru 2 | Menyadari teknologi berbasis pertanian modern - Teknologi Terbaru 2 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Minggu, 12 Mei 2019

Teknologi terbaru 2 | Menyadari teknologi berbasis pertanian modern

 Wujudkan Pertanian Modern Berbasis Teknologi
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo meninjau pembangunan jalan tani yang dibiayai dari dana desa dengan skema padat karya tunai. (Dok. Kemendes)

Jakarta, Indonesia - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) me-launching program Smart Farming 4.0 di Situbondo, Jawa Timur, pada 24 September 2018. Melalui pemakaian teknologi, buatan pertanian dan kesejahteraan petani Indonesia diharapkan dapat terus meningkat.

Bertepatan dengan Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September 2018 dan Pembukaan Expo 2 Abad Kabupaten Situbondo, Kementerian Desa, Pemba­ ngunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) melewati Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) me-launching Smart Farming 4.0 di Kabupaten Situbondo.

Dalam peluang itu, Ditjen PDT pun menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo dan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) di Pendapa Bupati Situbondo Senin (24/9). Penandatanganan MOU berkaitan dengan penyediaan karya percontohan berdasarkan sensor tanah pertanian dan pengawasan internet drone terintegrasi dan drone semprot untuk meningkatkan iklim produksi pertanian di Kabupaten Situbondo.

Rangkaian launching Smart Farming 4.0 dimulai dengan diskusi Dirjen PDT dan bupati Situbondo dengan para kumpulan tani Desa Battal, Kecamatan Panji, tentang pemakaian teknologi untuk menambah kuantitas dan kualitas buatan tani serta pemasaran produk pertanian melewati e-commerce. Penerapan Smart Farming itu diharapkan dapat meningkatkan keawetan pangan di Kabupaten Situbondo.



Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Samsul Widodo mengatakan, konsep Smart Farming secara sederhana dapat diartikan sebagai precision agriculture atau bertani yang lebih tepat. “Jadi, satu lahan tidak mesti dipupuk semua. Satu lahan tidak mesti dikasih pestisida semua. Bahkan, satu lahan tidak mesti dialiri air semuanya. Melalui sensor yang dibuat PT MSMB informasi bersangkutan keperluan lahan pertanian itu dapat diketahui petani,” ungkapnya.

Penggunaan teknologi di bidang pertanian juga dapat dimanfaatkan untuk memahami informasi berhubungan dengan lahan, mendata jenis tanaman, informasi masa-masa panen, dan beda sebagainya. “Dengan teknologi, kita dapat mengetahui berapa ribu pohon mangga di Situbondo. Kondisinya laksana apa, kapan berbunga, kapan panen, dan sebagainya. Jadi, kita dapat prediksi dan tersebut akan mempermudah dinas pertanian untuk menata logistiknya dan dipasarkan ke mana,’’ tuturnya.

Bupati Situbondo Dadang Wigiarto menegaskan, penerapan teknologi di bidang pertanian menjadi di antara solusi pertanian di Situbondo. “Ini (Smart Farming) menjadi penyelesaian untuk semua petani kita. Dengan drone, kita dapat memetakan lahan pertanian kita. Kemudian, yang bekerja ialah drone yang menggantikan peran insan dan drone ini bekerja cocok dengan peta yang telah dibuat,” paparnya.


Berdasarkan keterangan dari Dadang, dirinya bakal mendorong penerapan teknologi di bidang pertanian. Sebab, konsep pertanian masa mendatang mengarah pada pemanfaatan teknologi. “Ini mesti didorong terwujud di Situbondo. Walaupun hari ini barang kali anda baru memulai, bila Pak Dirjen mengawal, mengapa kita tidak yakin dalam dasawarsa satu tahun mendatang ada pertumbuhan yang spektakuler di Situbondo di bidang pertanian,” lanjut Dadang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar