Teknologi Terbaru 2 | Indonesia Paling Banyak Pasang Aplikasi Android Berbahaya - Teknologi Terbaru 2 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Senin, 08 April 2019

Teknologi Terbaru 2 | Indonesia Paling Banyak Pasang Aplikasi Android Berbahaya

Teknologi Terbaru Android - Indonesia Paling Banyak Pasang Aplikasi Android Berbahaya





Jakarta - Indonesia adalahnegara terbanyak yang menginstal software Android riskan di Google Play Store. Hal ini terungkap dari laporan ketenteraman Android tahun 2018 yang terbit Maret lalu. Pengguna Indonesia mempunyai kecenderungan guna menginstal software berbahaya ketimbang India, Amerika Serikat, Brazil, Indonesia, serta Rusia. Ini ialah lima besar negara pemakai Android dimana Indonesia menjadi negara pemakai Android keempat terbanyak di dunia. 

Aplikasi yang dikategorikan riskan ini lantaran berisi virus trojan, spyware, dapat mengunduh malware secara diam-diam, phising, serta yang paling tidak sedikit menggunakan trik 'klik penipuan'. 'Klik penipuan' ialah aktivitas dimana pemakai diciptakan berkali-kali mengurangi tombol iklan supaya pemilik website dapat mendapatkan penghasilan dari iklan yang diperlihatkan oleh perusahaan pengiklan, laksana contohnya, Google AdSense. 


Google sendiri mengklaim telah berjuang menekan aplikasi-aplikasi riskan ini dan mengimbau supaya pemakai berhati-hati saat menginstal software Android andai didapat dari luar ekosistem Play Store. Misal, mendownload dari toko software pihak ketiga atau mendownload dari website tertentu yang tidak terbukti bisa dipercaya. 


Di samping itu, Google pun meminta pemakai supaya kerap memodernisasi sistem operasinya. Sebab, semakin baru sistem operasi Android yang digunakan, semakin bagus perlindungannya terhadap software berbahaya yang mereka kategorikan sebagai 'aplikasi berpotensi merusak' (PHA). 
Sebagai contoh, Android versi Lolipop yang telah berusia 5 tahun memiliki software PHA terinstall paling tidak sedikit sebesar 0,64 persen. Sementara Android Pie yang baru diluncurkan pada tahun 2018, menempati peringkat sangat rendah (0,18 persen). 

Masih dari laporan yang sama, Google menyebut ketika ini software yang diindikasikan riskan di PlayStore tidak cukup dari 1 persen. Aplikasi riskan pada 2018 terdapat di angka 0,4 persen dari keselu ruhan software Playstore. Jumlah ini meningkat dibanding 2017 yang terdapat di angka 0,2 persen. 

Bila diulas dalam format angka satuan, menurut estimasi Sensor Tower, terdapat 31 juta software PHA, dari 76 miliar jumlah download software Android pada tahun 2018. Meski demikian, Google mengklaim bahwa jumlah software yang berkategori PHA sudah menurun sebesar 31 persen sekitar tahun 2017 ke 2018. 

Dilansir dari BGR, peningkatan ini dipengaruhi dampak mereka menambahkan klasifikasi tipe software yang masuk kelompok PHA. Pada 2018, software yang memakai trik 'klik penipuan' dimasukkan pada susunan PHA. 
Sebagian besar software 'klik penipuan' mempunyai fitur yang memang diharapkan pemakai, laksana memutar musik, atau permainan video. Namun, ternyata di samping mengklik fitur yang digunakan pemakai, di belakang layar ternyata klik itu turut menggiatkan klik iklan. 


"Kebanyakan software yang kami tarik pada tahun 2018 ialah karena kode 'klik penipuan' disematkan ke dalam software merupakan software senter, pemutar musik, atau permainan. Pengembang menyuntikkan kode itu ke dalam software yang akan dipakai setiap hari, dan terinstall guna waktu yang lama," tulis Google dalam laporannya.

Google mengklaim bahwa peraturan peraturan yang diperketat, antarmuka software program yang mempunyai sifat pribadi, serta Playprotect, fitur Google Playstore guna mendeteksi malware, sudah berkontribusi memangkas penyebaran PHA. Perusahaan itu juga berbicara pada kuartal keempat tahun 2018, sejumlah 84 persen perlengkapan android telah dibentengi dengan pembaruan ketenteraman terbaru, angka ini adalahpeningkatan bila dikomparasikan dengan tahun 2017, pada kurun masa-masa yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar