Teknologi Terbaru 2 | Jepang Kerjasama Investasi shutter Energi dan agribisnis di Indonesia - Teknologi Terbaru 2 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Kamis, 09 Mei 2019

Teknologi Terbaru 2 | Jepang Kerjasama Investasi shutter Energi dan agribisnis di Indonesia

Jepang Bidik Kerja Sama Energi dan Investasi Agribisnis di Indonesia

Jepang Bidik Kerja Sama Energi dan Investasi Agribisnis di Indonesia
Jepang tertarik berinvestasi di sektor agribisnis Indonesia. (Dok: Kementan)

Teknologi Terbaru 2 - Konsorsium Jepang, Taizo Yamamoto dan Sekio Shiraishi dari Eco Support Co. Ltd melakukan trafik ke Indonesia. Kunjungan ini merupakan tahapan strategis dalam rangka menambah kerjasama riset dan pengembangan bahan bakar gas, cair dan padat berbahan biomassa kelapa sawit.

Dalam peluang tersebut, dua-duanya menyampaikan laporan riset dengan tema "Solution against Global Warming: Cooperation Plan between Japan and Indonesia on Palm Farms Resources". Laporan dalam format seminar ini dilangsungkan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bareng PTPN II dan PPKS Medan.

Atase Pertanian Indonesia, Sri Nuryanti, menuliskan acara ini dihadiri oleh sejumlah 80 orang dari kalangan akademisi, peneliti, pelaku usaha perkebunan kelapa sawit, tergolong Direktorat Jenderal Perkebunan dan Biro Kerjasama Luar Negeri Kementan.

"Nah, yang menjadi pesona Eco Support ialah soal teknologi Sustainable Gas Turbine Combined Cycle (S-GTCC) yang sudah dipatenkan dan juga dipakai di Universal Studio Osaka, Jepang," katanya, Jumat (22/2/2019).

Nuryanti mengatakan, selanjutnya BPPT akan mengerjakan penandatanganan Letter of Intent (LOI) dengan pihak Eco Support sebagai format kesepahaman yang menjadi landasan kerjasama riset dan pengembangan serta edukasi dan pelatihan dalam industri sawit yang diadakan kedua pihak di masa yang bakal datang.


"Jadi, kedepan BPPT akan beraksi sebagai supervisor guna kerjasama dari ketiga pihak tersebut. Rencananya LOI ini bakal ditandatangani pada akhir bulan Februari. Selanjutnya Eco Support akan mengadakan simposium dengan tema kelapa sawit di Osaka pada minggu kedua bulan Maret," jelasnya.

Selanjutnya, susunan acara dipenuhi dengan seminar Focus Group Discussion (FGD) yang akan diadakan pada bulan April mendatang. Penyelenggaraan ini bertujuan guna penajaman pemahaman semua pemerhati energi di Jepang melewati seminar di Osaka dan di KBRI Tokyo.

"Eco Engineering Support dan Federasi Jepang akan membuat review FGD dan serangkaian seminar dan kemudian datang ke Indonesia untuk bekerja untuk hidup aksi bekerjasama dengan PTPN II dan PPKS," katanya.

Nuryanti menambahkan pembangkit listrik dalam teknologi limbah-bebas dan kelapa bahan baku yang akan disajikan sebelas konsorsium Jepang dalam G-20 di Konferensi Osaka pada 28 ke 19 Juni 2019 diharapkan.

"G20 Summit Conference ini akan mengangkat tema Appeal Chance for S-GTCC: Design to the Future Society where Life Sparkles," papar Nuryanti.

Potensi Pasar Tepung Pisang

Disisi lain, Indonesia pun mendapat angin segar, khususnya pada sektor investasi Agribisnis pisang. Hal ini tampak pada trafik manajemen Joint Company Research Institute yang diwakili Kato Yosuke.

"Kedatangan Kato bermaksud untuk mendapat  informasi investasi di Indonesia, terutama pada bidang hortikultura. Kato membutuhkan lahan guna membudidayakan tumbuhan pisang kepok dan pun mendirikan pabrik pengolahan tepung pisang dengan kapasitas buatan 10 ton/bulan," ujar Nuryanti.



Untuk memadai permintaan itu, paling tidak dibutuhkan pisang segar sejumlah 50 sampai 60 ton/bulan. Nantinya, tepung pisang ini bakal diekspor ke Jepang.

"Ijin ekspor tepung pisang asal Indonesia ke Jepang telah kami peroleh, sampai-sampai rencana investasi ini bakal memperluas akses pasar produk tepung pisang asal Indonesia ke Jepang," katanya.

Di samping akan mengerjakan investasi untuk agribisnis pisang kepok, Kato pun mencari sumber buatan tepung tapioka dari Indonesia. Berdasarkan keterangan dari dia, tepung tapioka ini dipakai sebagai bahan baku minuman bernilai tinggi di Jepang. Lebih jauh Kato menanyakan perihal perijinan dan mekanisme kepemilikan lahan untuk investor asing di Indonesia.

"Semua pertanyaan itu diterangkan oleh Attani bahwa guna penanaman modal asing di subsektor hortikultura maksimal 30 persen dari total nilai investasi. Bagi itu, Kato mesti memiliki partner usaha di Indonesia," ungkapnya.

Berdasarkan laporan Attani, keperluan data dan informasi yang diperlukan untuk Kato berhubungan rencana investasi tersebut, antara lain, kriteria lahan, menilik ekspor produk tepung pisang ke Jepang mesti punya akses yang baik ke pelabuhan ekspor baik udara maupun perairan.

"Oleh sebab itu, kami meminta data dukung yang menyeluruh dari pihak Kato untuk dikatakan kepada Kementerian Pertanian untuk menjembatani rencana investasi tersebut," tambahnya.

Dalam penjelasannya, Kato pun menyebut dalil Joint Company Research Institute mengerjakan investasi karena perusahaan agribisnis itu sangat kawakan dalam menjual dan menyalurkan tepung pisang organik 100 persen yang bebas gluten dengan brand Bana Slim.

"Dengan mengerjakan investasi di Indonesia, kita bercita-cita ke depan dapat mengisi permintaan impor tepung pisang dengan produk yang mengisi standar kualitas dan ketentuan pelabelan di Jepang," tutup Nuryanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar