Teknologi Terbaru 2 | IHSG Terjebak di Zona Merah, Semua sebab AS-China & Brexit - Teknologi Terbaru 2 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Jumat, 12 April 2019

Teknologi Terbaru 2 | IHSG Terjebak di Zona Merah, Semua sebab AS-China & Brexit

IHSG Terjebak di Zona Merah, Semua sebab AS-China & Brexit




Jakarta, Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyelesaikan perdagangan sesi 1, Selasa (19/3/2019), dengan melemah sebesar 0,47% ke level 6.478,98. Indeks acuan ini kesudahannya merosot sesudah sempat menguat sekitar 4 hari beruntun.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan terhadap pelemahan IHSG ialah PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,9%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-1,31%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (-3,18%), PT Astra International Tbk/ASII (-1,35%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-1,96%).

Kinerja IHSG senada dengan beberapa besar bursa saham utama area Asia yang pun ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,11%, indeks Shanghai turun 0,22%, indeks Hang Seng turun 0,25%, dan indeks Straits Times turun 0,11%.

Bursa saham Benua Kuning hari ini ketar-ketir sebab adanya desakan dari perang dagang antara AS-China yang tampaknya bakal terus berlanjut tanpa adanya kepastian kesepakatan.

Pelaku pasar tadinya optimis bahwa perang dagang bakal segera selesai saat Presiden AS Donald Trump memberitahukan akan menyelenggarakan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping, di Florida akhir bulan ini.

Namun, Duta Besar AS guna China, Terry Branstard, menuliskan bahwa pertemuan tersebut kemungkinan bakal diundur sampai April mendatang sebab kesepakatan dagang masih dalam proses diskusi.

Baca juga : 10 Terobosan Teknologi Canggih di 2018 yang Kamu Harus Tahu!

Malah, pertumbuhan terbaru menuliskan pertemuan bakal diundur sampai Juni. Melansir dari South China Morning Post, seorang sumber menuliskan bahwa masih terdapat perbedaan dari segi AS berhubungan dengan kesepakatan dengan China.

Pihak Trump masih masih condong guna memberlakukan pemantauan yang ketat terhadap kesepakatan dagang AS-China terutama berhubungan pada hak kekayaan intelektual, persaingan yang tidak adil (perlindungan pemerintah), dan keharusan transfer teknologi.

Alhasil, dengan semakin molornya negosiasi perang dagang ini bakal semakin memperberat ekonomi kedua negara, yang selanjutnya berimbas pada ekonomi teman dagang AS dan China, tergolong Indonesia.

Belum lagi, keresahan pun datang dari Parlemen Inggris yang menyimpulkan tidak akan mengemban pemungutan suara lanjutan a tas proposal Brexit, sebab tidak terdapat perubahan dari sisi fundamental.

Dilansir dari Bloomberg, pengambilan suara proposal Brexit ketiga diagendakan akan dilakukan pada hari ini masa-masa setempat. Keputusan parlemen Inggris itu tentunya semakin menambah peluang bahwa Inggris bakal berpisah dengan Uni Eropa tanpa kesepakatan (No-Deal Brexit). 

Jika ini yang terjadi nantinya, pasti perekonomian Inggris bakal mendapatkan desakan yang paling signifikan. 

Dilansir dari Reuters, besar bisa jadi perusahaan di Asia akan menerbitkan dana modal (capital expenditure/capex) selama 4% lebih kecil tahun ini seiring dengan ketidakpastian yang menyelimuti perang dagang dan Brexit. Sementara itu, pertumbuhan penghasilan akan relatif stagnan di angka 3,3%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar