Teknologi Terbaru Di Dunia | Teknologi China vs Teknologi Amerika - Teknologi Terbaru 2 | Technology News 2 | News Technology 2

Breaking

About Me

Selasa, 02 April 2019

Teknologi Terbaru Di Dunia | Teknologi China vs Teknologi Amerika


Dari belajar 'mengopi', hingga bangkitnya teknologi China hari ini, sampai mulai menduduki panggung utama di dunia. Bila dikomparasikan dengan Amerika Serikat, posisi laksana apa tingkat teknologi China dewasa ini?



Kebangkitan perusahaan teknologi China dalam sejumlah tahun terakhir sangatlah cepat. Pada tahun 2016, New York Times secara khusus menciptakan video berdurasi 5 menit untuk mengenalkan WeChat. The super app ini laksana oksigen yang sudah berpenetrasi dalam segala segi kehidupan orang China, dengan pemakai lebih dari 1 miliar.

Video ini bahkan tidak melulu menjadi topik pembahasan sangat hot di media sosial Tiongkok, tetapi pun menimbulkan akibat luar biasa di luar negeri.

Dalam dua tahun terakhir, bidang e-commerce dan pembayaran seluler China sudah memimpin dunia. Lalu, bila dikomparasikan dengan teknologi terkuat si Amerika serikat, bagaimana tingkat teknologi China?

Artikel ini menggabungkan data dari tidak sedikit organisasi serta pasar peneliti ruang belajar dunia. Termasuk McKinsey, Goldman Sachs, maupun Bloomberg. Yang dapat membantu membalas pertanyaan ini dengan lebih baik.

Galapagos, sebuah nama lokasi di kepulauan Ekuador, Amerika Selatan, pun dikenal sebagai Kepulauan Cologne. Tempat ini familiar dalam sejarah sains dunia sebab mempunyai ekologi spesies yang unik.

Ketika Darwin mendarat di Kepulauan Galapagos di Beagle, baru hadir istilah "The Origin of Species" yang paling terpopuler di dunia. Teori evolusi tulisan tersebut mencerminkan lingkungan teknologi China sebagai teknologi Galapagos.

Dalam 20 tahun terakhir, Amerika Serikat terus-menerus diburu dan dilampaui China dalam seluruh aspek.

Pada 2007, Amerika Serikat sudah dilampaui China dalam urusan ekspor. Pada tahun 2011, China pun telah mendahului Amerika Serikat di bidang manufaktur.

Diperkirakan, pada tahun 2030, Gross Domestic Product (GDP) China akan mendahului Amerika Serikat menjadi perekonomian terbesar di alam semesta ini. Dari perspektif infrastruktur laksana jalan, kereta api, bandara pembangunan perkotaan, dan kemudahan perangkat keras sekolah.

Jika kamu pernah ke Amerika Serikat, kamu akan tahu bahwa infrastruktur ini benar-benar tidak sebagus tidak sedikit kota di China yang berkembang pesat. Infrastruktur Amerika Serikat paling tua dan terbelakang.

Saat ini, semua dunia unsur barat bahkan Amerika Serikat sendiri, telah mulai mengakui bahwa Amerika Serikat memang tidak banyak lebih buruk.

Namun yang bisa dibanggakan Amerika Serikat hari ini, yakni bidang militer dan pertahanan, edukasi tinggi, dan keuangan. Intinya pada bidang teknologi, namun rasa superioritas mereka tidak sekuat dulu lagi.

Hasil riset menunjukkan, sekitar 20 tahun terakhir, orang Amerika telah merasakan tiga tahap evolusi mental. Dalam menghadapi perkembangan teknologi China.

Pertama, orang Amerika tidak percaya bahwa China dapat mempunyai teknologi hebat, hingga mereka merasa bahwa China cuma dapat menduplikat teknologi Amerika.

Namun akhirnya, hari ini orang Amerika mulai mengakui dan mengenali teknologi orang China sendiri. Mereka paling takut bahwa tingkat teknologi China bakal setara dengan Amerika Serikat.

Dari perspektif nilai pasar tersendiri, sebetulnya raksasa teknologi China laksana Tencent dan Alibaba telah berada pada tingkat yang setara dengan Google dan Facebook.

Di bidang e-commerce, total penjualan China telah mendahului lebih dari dua kali lipatnya Amerika Serikat.

Perubahan ini pun dapat disaksikan dari sikap pengusaha China. Saat ini, pengusaha China masih terus mendatangi Silicon Valley, dan bakal berpartisipasi dalam investasi mereka.

Tetapi mereka tidak lagi dengan teknik mengagumi, atau selalu beranggapan bahwa Silicon Valley ialah terhebat. Pikiran tersebut telah menjadi sejarah.

Silicon Valley tidak lagi Silicon Valley yang dulu, yang tidak jarang kali menjadi idola atau pujaan dunia, Karena China sendiri telah membuat Silicon Valley-nya sendiri.

Orang dalam industri Silicon Valley sendiri menuliskan bahwa kekuasaan teknologi Amerika di masa lalu telah tidak terdapat lagi.

Kemajuan teknologi di China dijangkau dalam lingkungan yang sangat bertolak belakang dari Amerika Serikat, seperti keyword diatas, teknologi Galapagos. Ekologi teknologi yang sama sekali tidak dapat dipahami orang Amerika atau dunia luar lainnya, sampai-sampai orang Amerika merasa panik.

Suatu urusan yang pasti, kebangkitan teknologi China, ialah hal yang paling menyakitkan untuk Amerika Serikat. Mengapa? sebab kebangkitan teknologi China memukul langsung titik kelebihan Amerika Serikat, yang menciptakan Amerika Serikat mesti menyadari, tidak ada urusan yang abadi di dunia ini. Tidak terdapat orang yang tidak jarang kali berada di atas angin.

Amerika Serikat sudah memonopoli tidak sedikit kepentingan di dunia, laksana keuntungan di bidang sains dan teknologi. Perusahaan teknologi AS membuat lebih dari 7 juta lapangan pekerjaan, yang di mana kegiatan ini dua kali lipat lebih tinggi dari gaji rata-rata di industri lain.

Berdasarkan keterangan dari McKinsey, bahkan perusahaan non-teknologi di Amerika Serikat, pendapatannya 50 persen jauh lebih tinggi dibanding perusahaan digital di Eropa.

AS ialah setter standar teknologi global dari USB hingga ke teknologi jaringan. AS ialah yang kesatu menyerahkan standar, dan lantas dunia mengikutinya. Hal tersebut menciptakan perusahaan teknologi AS dapat mendapat  keuntungan mutlak, lebih dari 180 miliar dolar AS dari pasar luar negeri masing-masing tahun.

Teknologi ialah senjata ajaib Amerika Serikat, laksana lampu aladin. Maka dari tersebut sekarang kamu bisa mengerti kenapa Trump tidak jarang kali menjelekkan dan begitu cemas tentang kebangkitan Huawei dan teknologi China lainnya.

Pada dasarnya, teknologi China masih terbelakang di banding Amerika Serikat. Tetapi momentum ke atasnya pun sangat cepat. Dan kedua belah pihak memiliki kelebihan tersendiri.

Tingkat teknologi China, secara keseluruhan ketika ini selama 42 persen dari Amerika Serikat. Sedangkan, pada tahun 2012, enam tahun yang lalu, tingkat teknologi China melulu 15 persen dari Amerika Serikat.

Aspek yang lebih lemah dari China ialah teknologi semikonduktor. Dan perangkat empuk untuk industri. Dua sektor ini paling ketinggalan dibanding Amerika Serikat. Tingkat elektronikisasi perusahaan non-teknologi di China melulu mencapai 26 persen dibanding Amerika Serikat.

Dalam Sektor investasi, selama 30 persen dari perusahaan teknologi AS. Dan kesenjangan dalam pengembalian pasar luar negeri bahkan lebih besar. Tidak hingga 18 persen dari perusahaan teknologi AS.

Misalnya, Apple melulu perlu tiga hari guna mendapat deviden uang dari pasar luar negeri. Dibanding Tencent yang mesti memakai waktu setahun di pasar luar negeri untuk mendapat  keuntungan yang sama.

China memang lebih powerful dibidang e-commerce dan bidang digital internet. Dalam dua aspek ini, China nyaris mencapai 53 persen dari total penghasilan AS.

Perusahaan unicorn teknologi China mempunyai penilaian total 69 persen dari total AS. Sedangkan, Di bidang modal ventura, tingkat teknologi China telah menjangkau 85 persen dari Amerika Serikat dan bakal terus meningkat, sebab pasaran China lima kali lipat lebih banyak di banding AS.

Saat ini, yang paling berpengaruh di China ialah bidang teknologi terobosan, bidang artificial intelligence atau kepintaran buatan.

Maka dari tersebut kecerdasan produksi yang diterbitkan oleh semua ilmuwan China, dan di jurnal inti telah menjangkau 89 persen dibanding Amerika Serikat.

Berdasarkan keterangan dari prediksi, China dapat mendahului Amerika Serikat. Sebagai pemimpin global, dalam bidang kecerdasan produksi pada tahun 2030.

Sedangkan, di sektor smart city atau kota cerdas, maupun mobil tanpa pengemudi, China paling berpotensi menjadi setter atau pembuat standar teknologi dunia.

Just like grandma says, in the old days, all American tech execs had to do to see the world’s cutting edge was just to walk out the door. Now they must fly to China, too (by the economist).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar